Tawuran Maut di Semarang Kota yang dikenal dengan lumpianya ini kembali diwarnai oleh aksi kriminal jalanan yang meresahkan warga.

Pada malam yang seharusnya tenang, suara motor meraung, teriakan remaja memecah sunyi, dan akhirnya… jeritan pilu menyusul. Tawuran antargeng kembali pecah, dan kali ini berujung maut. Satu nyawa melayang. satu orang ditangkap, dan seluruh kota pun bergidik Info Kejadian Semarang.
Malam Berdarah di Jalan Seteran
Peristiwa itu terjadi pada Sabtu dini hari, sekitar pukul 01.30 WIB di kawasan Jalan Seteran, Semarang Tengah. Menurut saksi mata, dua kelompok remaja terlibat bentrok brutal. Senjata tajam berkeliaran, kayu dan besi beterbangan, dan aroma ketakutan menyelimuti udara. Satu korban, remaja berinisial RF (17), akhirnya tumbang bersimbah darah setelah mengalami luka bacok di bagian dada dan paha.
Warga sekitar yang mendengar keributan mencoba melerai, namun nyali mereka kalah dengan beringasnya dua geng yang seakan tak punya rem. Saat keributan usai dan para pelaku melarikan diri, hanya tubuh RF yang tersisa. Ia sempat dilarikan ke rumah sakit, tapi nyawanya tak tertolong.
Penangkapan Gangster di Semarang
Setelah menerima laporan dan hasil penyelidikan dari CCTV serta keterangan saksi, Tim Resmob Polrestabes Semarang bergerak cepat. Dalam waktu kurang dari 24 jam, satu pelaku berhasil diamankan. Ia adalah remaja laki-laki berinisial MT (16), yang diduga sebagai salah satu pentolan atau “bos kecil” dari kelompok yang memicu bentrok.
MT ditangkap di rumahnya tanpa perlawanan. Polisi juga menyita sebuah celurit yang diduga digunakan dalam perkelahian berdarah tersebut. Meski masih berstatus pelajar, MT dikenal sebagai sosok yang kerap memprovokasi teman-temannya di media sosial, menyebarkan ancaman ke kelompok lain, bahkan memamerkan senjata tajam dengan bangga di akun pribadinya.
“Pelaku ini termasuk aktif di media sosial dan menjadi salah satu penggerak kelompok tersebut. Saat ditangkap, ia sempat mencoba mengelak, tapi bukti-buktinya terlalu kuat,” ujar Kapolrestabes Semarang, Kombes Irwan Anwar, dalam konferensi pers.
Baca Juga: Gagal Rampas Motor Pedagang, Begal di Semarang Babak Belur Dihajar Massa
Jerat Hukum Menanti

Meski MT masih di bawah umur, polisi tidak tinggal diam. Proses hukum tetap berjalan. Ia dijerat dengan Pasal 170 ayat 2 KUHP tentang pengeroyokan yang menyebabkan kematian, dengan ancaman hukuman maksimal 12 tahun penjara.
Namun, pihak berwenang juga menekankan pentingnya pendekatan rehabilitatif bagi pelaku remaja. Psikolog anak dilibatkan dalam pemeriksaan untuk menilai kondisi mental dan latar belakang pelaku.
Sementara itu, pihak keluarga korban menuntut keadilan. Ayah RF, dalam keadaan terpukul, menyatakan bahwa anaknya bukan anggota geng mana pun. “Dia hanya ikut teman. Nggak tahu kalau mereka bawa senjata dan niat tawuran. Anak saya bukan anak nakal,” ucap sang ayah sambil menahan tangis.
Warga Resah, Pemerintah Bertindak
Insiden ini memantik reaksi dari masyarakat Semarang. Warga meminta patroli malam diperketat dan peran orang tua diperkuat. Ketua RT setempat mengatakan bahwa para remaja kini semakin berani, bahkan tak segan beraksi di dekat pemukiman warga.
Menanggapi keresahan itu, Pemerintah Kota Semarang melalui Dinas Pendidikan dan Satpol PP mulai merancang program edukasi anti-tawuran dan patroli sekolah. Sekolah-sekolah juga diminta aktif melapor jika ada indikasi siswa terlibat geng atau membawa barang mencurigakan.
“Kita butuh kolaborasi. Bukan hanya dari polisi. Guru, orang tua, dan tokoh masyarakat harus turun tangan. Ini darurat moral,” tegas Wali Kota Semarang dalam wawancaranya.
Geng Jalanan Trend Atau Teror?
Fenomena geng remaja di kota-kota besar seperti Semarang bukan hal baru. Namun, belakangan ini tren tersebut berubah menjadi mimpi buruk. Dari sekadar kumpul nongkrong, berubah menjadi gerombolan yang haus pengakuan dan kekuasaan jalanan.
Mereka berkomunikasi lewat grup rahasia di aplikasi chat, membuat tantangan antarwilayah, dan mempersiapkan senjata tajam seolah itu permainan. Ironisnya, sebagian dari mereka masih duduk di bangku sekolah dan bahkan berasal dari keluarga yang cukup.
“Kami sedang menelusuri motif dan siapa saja anggota kelompok ini. Tawuran ini bukan yang pertama. Ada indikasi mereka sedang adu gengsi dan saling serang antar-gang yang mengklaim wilayah di Semarang Barat dan Semarang Tengah,” tambah Irwan.
Untuk informasi terbaru dan lengkap mengenai berbagai kejadian penting di Semarang. Termasuk perkembangan infrastruktur, kasus kriminal, dan aktivitas masyarakat, kalian bisa kunjungi Info Kejadian Semarang.
Sumber Informasi Gambar:
- Gambar Pertama dari www.detik.com
- Gambar Kedua dari banyumas.tribunnews.com