Studi ini membahas transformasi mitigasi banjir melalui penguatan sodetan Unissula sebagai upaya peningkatan perlindungan Semarang bagi kota.

Pemerintah Kota Semarang menunjukkan komitmen kuat menghadapi ancaman banjir. Melalui BPBD, berbagai langkah mitigasi proaktif disiapkan dan dijalankan sebagai strategi jangka panjang untuk melindungi masyarakat dan infrastruktur. Fokus utama mencakup penguatan infrastruktur vital serta optimalisasi sistem peringatan dini dan logistik darurat.
Simak beragam informasi menarik dan berkenaan berikut ini untuk memperluas wawasan Anda hanya di Info Kejadian Semarang.
Urgensi Mitigasi Pasca-Banjir
Banjir yang melanda Semarang pada akhir Oktober hingga awal November 2025 mendorong percepatan langkah mitigasi. Peristiwa ini berdampak signifikan, dengan puluhan ribu jiwa terdampak dan kerugian besar. Hasil asesmen pascabanjir menjadi dasar strategis bagi Pemkot Semarang dalam menyusun rencana penanganan yang lebih komprehensif.
Kepala BPBD Kota Semarang, Endro Pudyo Martantono, menegaskan pentingnya tindakan cepat dan terkoordinasi. Wilayah rawan seperti Kaligawe menjadi prioritas. Penguatan sodetan Unissula diharapkan memperlancar aliran air dan mengurangi risiko banjir, memberi harapan baru bagi warga.
Mitigasi tidak hanya berfokus pada perbaikan fisik, tetapi juga peningkatan kesadaran dan kesiapsiagaan masyarakat. Edukasi tentang menjaga kebersihan lingkungan dan tidak membuang sampah sembarangan menjadi bagian penting pencegahan. Partisipasi aktif seluruh pihak diperlukan untuk mencapai mitigasi yang efektif dan berkelanjutan.
Strategi Jangka Pendek Dan Menengah
Dalam rentang waktu 1 hingga 3 bulan ke depan, Pemkot Semarang telah menetapkan lima fokus utama mitigasi. Pertama, percepatan dan penguatan sodetan Unissula di Kaligawe menjadi langkah krusial untuk menanggulangi genangan. Ini menunjukkan bahwa infrastruktur menjadi garda terdepan dalam penanganan banjir.
Kedua, optimalisasi drainase dan pompa dilakukan melalui normalisasi harian, penambahan pompa besar, serta penyediaan pompa cadangan untuk memastikan sistem pengairan berfungsi maksimal saat hujan tinggi. Ketiga, penguatan sistem peringatan dini dilakukan dengan memaksimalkan informasi cuaca dari BMKG melalui sirene, SMS blast, dan kanal resmi Pemkot Semarang.
Selain itu, penguatan logistik tanggap darurat, termasuk stok sembako, air bersih, obat-obatan, dan selimut, menjadi prioritas. Terakhir, penataan cepat wilayah rawan dengan menertibkan galian liar dan bangunan di bantaran sungai yang menghambat aliran air, menunjukkan komitmen Pemkot dalam menegakkan aturan demi kelancaran aliran air.
Baca Juga: Bambang Raya Divonis 8 Bulan Penjara Terkait Kasus Prostitusi Mansion KTV
Prioritas 14 Hari ke Depan

Untuk dua minggu ke depan, BPBD Kota Semarang telah menyusun empat langkah prioritas yang lebih spesifik. Ini mencerminkan respons cepat dan terukur terhadap kondisi darurat. Pembersihan sedimentasi menjadi langkah awal yang vital untuk memastikan aliran air tidak terhambat, mencegah penumpukan material yang memperparah genangan.
Selanjutnya, perbaikan infrastruktur dasar seperti jalan dan saluran air juga menjadi fokus utama. Infrastruktur yang baik adalah kunci untuk mengurangi dampak banjir dan mempercepat pemulihan pasca-bencana. Pemkot menyadari bahwa kondisi jalan dan saluran yang rusak dapat memperparah situasi dan menghambat mobilitas.
BPBD memprioritaskan penempatan posko cepat tanggap di tiap kecamatan terdampak untuk mempermudah koordinasi bantuan dan penanganan di lapangan, sehingga warga cepat mendapat pertolongan. Selain itu, tim monitoring cuaca diaktifkan 24 jam untuk memantau kondisi secara real-time.
Sinergi Dan Dukungan Pusat
Keberhasilan mitigasi banjir di Semarang sangat bergantung pada dukungan dan sinergi dari berbagai pihak, termasuk pemerintah pusat. Endro Pudyo Martantono menekankan bahwa bantuan dari pusat sangat diperlukan, terutama untuk mempercepat pemulihan dan penguatan infrastruktur pengendalian banjir yang memerlukan investasi besar.
Dukungan yang diharapkan mencakup penambahan pompa besar dan genset untuk penanganan genangan. Kelanjutan program Operation and Maintenance Contract (OMC) penting guna menjaga pemeliharaan fasilitas pengendali banjir. Percepatan pembangunan sistem pengendali banjir pesisir atau tanggul laut juga krusial menghadapi ancaman rob.
Alokasi dana tak terduga (BTT) dan dana rehabilitasi-rekonstruksi pasca-bencana juga menjadi harapan besar bagi Pemkot Semarang. Dana ini akan digunakan untuk memulihkan kondisi setelah bencana dan membangun kembali infrastruktur yang rusak. Sinergi antara pemerintah daerah, provinsi, dan pusat diharapkan mampu meminimalkan risiko banjir di masa mendatang.
Simak berita update lainnya tentang Semarang dan sekitarnya secara lengkap tentunya terpercaya hanya di Info Kejadian Semarang.
Sumber Informasi Gambar:
- Gambar Pertama dari jateng.tribunnews.com
- Gambar Kedua dari jateng.antaranews.com