Penelitian Universitas Diponegoro mengungkap keberadaan mikroplastik dalam air hujan di berbagai kawasan Semarang, memicu kekhawatiran bagi kesehatan.

Sumber utama berasal dari limbah plastik rumah tangga, pembakaran terbuka, dan debu industri. Pemerintah kota dan akademisi merespons dengan rencana pemetaan risiko, panduan penggunaan air hujan, serta kampanye pengurangan plastik sekali pakai.
Simak dan ikutin terus informasi tentang semarang yang terbaru dan terviral hanya ada di Info Kejadian Semarang.
Hasil Penelitian yang Menarik Perhatian
Peneliti dari Universitas Diponegoro (Undip) Semarang mengungkap temuan mengejutkan terkait kandungan mikroplastik pada air hujan di wilayah kota tersebut. Hasil riset menunjukkan bahwa partikel plastik berukuran sangat kecil kini tidak hanya mencemari air laut dan sungai, tetapi juga terbawa oleh udara hingga akhirnya turun bersama hujan.
Dalam penelitian yang dilakukan selama tiga bulan, tim peneliti mengambil sampel air hujan dari berbagai titik di Kota Semarang, termasuk kawasan Tugu, Semarang Tengah, dan Genuk. Dari total sampel yang diuji, hampir semuanya mengandung partikel plastik dengan ukuran berkisar antara 5 hingga 500 mikrometer.
Menurut peneliti, sumber utama mikroplastik berasal dari pembakaran sampah plastik terbuka, limbah rumah tangga, serta partikel debu dari kegiatan industri. Saat terbawa angin, serpihan plastik ringan ini naik ke atmosfer dan kemudian terbawa kembali ke permukaan bersama butir hujan.
Risiko Terhadap Kesehatan dan Lingkungan
Keberadaan mikroplastik dalam air hujan memicu kekhawatiran serius terhadap kesehatan manusia dan lingkungan. Bila air hujan yang terkontaminasi digunakan tanpa penyaringan, partikel plastik dapat masuk ke tubuh manusia melalui konsumsi air atau makanan yang terpapar.
Selain itu, mikroplastik juga berdampak buruk bagi ekosistem perkotaan. Air hujan di Semarang sebagian besar mengalir ke drainase dan sungai, sehingga partikel plastik yang terbawa akhirnya mengendap di dasar saluran air. Akumulasi tersebut dapat memperparah banjir karena menyumbat sistem drainase dan mengurangi daya serap tanah.
Warga diimbau untuk lebih berhati-hati dalam menampung air hujan untuk keperluan rumah tangga. Pemerintah kota juga disarankan memperkuat sistem pengelolaan sampah plastik, karena pencegahan di sumber pencemaran menjadi kunci utama dalam mengurangi jejak mikroplastik di lingkungan.
Baca Juga: Mayat Bayi Perempuan Ditemukan Terbungkus Plastik di Semarang
Inisiatif Pemerintah dan Pakar Akademik

Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Semarang menanggapi temuan ini dengan menyatakan bahwa pihaknya akan melakukan kajian bersama perguruan tinggi untuk memetakan tingkat risiko dan persebaran mikroplastik di wilayah perkotaan. DLH berencana mengeluarkan panduan teknis penggunaan air hujan untuk masyarakat, terutama di daerah padat penduduk.
Pemerintah kota juga akan memperkuat kampanye pengurangan plastik sekali pakai, termasuk kantong belanja dan sedotan plastik. Program bank sampah dan daur ulang akan diperluas ke tingkat RT dan RW agar masyarakat dapat menjadi bagian dari solusi. Setiap warga diharapkan mulai memilah sampah di rumah serta mengurangi pembakaran plastik secara terbuka.
Sementara itu, pihak akademisi dari Undip menyebut pentingnya penelitian lanjutan untuk mengukur dampak paparan mikroplastik pada kualitas udara, tanah, dan air bawah tanah. Kolaborasi antarinstansi sangat dibutuhkan agar kebijakan pengendalian polusi dapat berjalan lebih terarah dan berbasis pada data ilmiah.
Harapan untuk Kota yang Lebih Bersih
Meski temuan mikroplastik di air hujan menjadi peringatan serius, para peneliti menilai masih ada peluang besar untuk memperbaiki kondisi lingkungan di Semarang. Kesadaran publik dan tindakan kolektif dapat menjadi kekuatan utama dalam mengurangi pencemaran plastik dari sumbernya.
Beberapa komunitas lingkungan di Semarang, seperti Gerakan Hijau Pesisir dan Bank Sampah Induk, telah berinisiatif melakukan kampanye tentang bahaya mikroplastik. Mereka mengajak warga untuk beralih ke produk ramah lingkungan dan mengedukasi anak-anak sekolah mengenai bahaya plastik bagi masa depan bumi.
Simak berita update lainnya tentang Semarang dan sekitarnya secara lengkap tentunya terpercaya hanya di Info Kejadian Semarang.
Sumber Informasi Gambar:
- Gambar Pertama dari regional.kompas.com
- Gambar Kedua dari regional.kompas.com