Hasil sementara program Cek Kesehatan Gratis (CKG) di Semarang 74% dari 24.900 anak yang diperiksa terindikasi overweight.

Program ini, yang telah berjalan sejak 21 Juli 2025, bertujuan mendeteksi dini masalah kesehatan pada pelajar. Selain overweight, temuan awal juga mencakup 36% anak dengan karies gigi dan 5,8% dengan pre-hipertensi.
Data ini menyoroti perlunya perhatian serius terhadap status gizi dan kesehatan umum anak-anak di Semarang. Dibawah ini anda bisa melihat berbagai informasi menarik lainnya seputaran Info Kejadian Semarang.
Tingginya Prevalensi Overweight Pada Anak Sekolah
Data hasil sementara dari program cek kesehatan gratis di Semarang menunjukkan bahwa prevalensi anak-anak yang mengalami overweight mencapai angka 74%. Angka ini jauh melampaui data nasional yang menunjukkan bahwa 1 dari 6 anak usia 13-15 tahun mengalami kelebihan berat badan, dan 1 dari 6 anak usia 5-14 tahun menderita anemia.
Sebanyak 24.900 anak di Kota Semarang telah menjalani program Cek Kesehatan Gratis (CKG) sejak 21 Juli 2025, dan dari jumlah tersebut, 74 persen terdeteksi mengalami kelebihan berat badan. Jika dikalkulasikan, ini berarti 18.426 anak dari 24.900 anak yang diperiksa mengalami kelebihan berat badan.
Proses CKG untuk anak sekolah masih terus berlangsung karena ada sekitar 291 ribu anak usia sekolah di Semarang yang tersebar di 1.025 sekolah, termasuk 613 SD, 230 SMP, dan 182 SMA.
Masalah Kesehatan Lain yang Terdeteksi
Selain masalah overweight pada anak-anak, cek kesehatan gratis di Semarang juga mengidentifikasi beberapa masalah kesehatan lain yang perlu diwaspadai. Sekitar 36% anak-anak yang diperiksa mengalami karies gigi. Ini menunjukkan bahwa masalah kesehatan gigi dan mulut masih menjadi isu signifikan di kalangan pelajar, yang dapat berdampak pada kualitas hidup dan proses belajar mereka.
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Arifatul Choiri Fauzi, bahkan menyebutkan bahwa 93 persen anak Indonesia giginya tidak baik, dan hanya 7 persen yang baik. Selanjutnya, data juga menunjukkan adanya kasus pre-hipertensi sebesar 5,8% di kalangan peserta program.
Meskipun angkanya lebih rendah dibandingkan overweight dan karies gigi, deteksi dini pre-hipertensi pada usia muda sangat penting untuk mencegah perkembangan menjadi hipertensi penuh di kemudian hari. Diabetes juga terdeteksi, meskipun dengan prevalensi yang sangat rendah, yaitu 0,14%, dan pre-diabetes 5,6%. Hasil awal secara nasional juga menunjukkan bahwa masalah gigi menjadi keluhan paling umum, disusul gangguan mata, anemia, dan kesehatan jiwa.
Baca Juga: Pantai KIW Semarang, Tempat Asyik Liat Sunset Tanpa Keluar Uang
Upaya Pemerintah Dalam Program Cek Kesehatan Gratis

Pemerintah secara resmi meluncurkan Program Cek Kesehatan Gratis (CKG) untuk pelajar pada 4 Agustus 2025, yang dilaksanakan serentak di berbagai daerah. Program ini merupakan bagian dari program unggulan Presiden dan Wakil Presiden, sebagai bentuk komitmen dalam memperkuat layanan kesehatan preventif sejak usia dini.
CKG menargetkan sekitar 300.000 pelajar di Kota Semarang dan dilaksanakan langsung di sekolah oleh 39 puskesmas yang dikoordinasikan. Secara nasional, program ini menargetkan 53 juta peserta didik di seluruh Indonesia pada tahun 2025. Program ini akan menjangkau 282.317 satuan pendidikan, mulai dari SD hingga SMA/SMK, termasuk madrasah, pesantren, serta sekolah rakyat di bawah binaan Kementerian Sosial.
Sasaran utama program ini adalah anak-anak berusia 7 hingga 17 tahun. CKG mencakup 13 jenis pemeriksaan kesehatan, antara lain status gizi, tekanan darah, kebugaran fisik, kesehatan gigi, gula darah, mata, telinga, kesehatan mental, hati, tuberkulosis, talasemia, anemia, dan riwayat imunisasi. Program ini dilaksanakan melalui kolaborasi antara tenaga kesehatan dari Puskesmas dan guru atau tenaga kependidikan di sekolah.
Implikasi dan Langkah Selanjutnya
Tingginya angka anak-anak yang mengalami overweight di Semarang memerlukan perhatian serius dan tindakan segera. Data ini menyoroti perlunya program intervensi yang komprehensif untuk mengatasi masalah obesitas pada anak. Yang dapat mencakup edukasi gizi, promosi aktivitas fisik, dan perubahan pola makan di sekolah maupun di rumah.
Mengingat bahwa 1 dari 6 anak usia 13-15 tahun mengalami kelebihan berat badan secara nasional. Dan 1 dari 6 anak usia 5-14 tahun menderita anemia, tantangan kesehatan anak-anak di Indonesia memang multidimensional. Tindak lanjut hasil pemeriksaan dibagi dua, yakni individu dan kelompok. Anak dengan masalah akan dirujuk ke Puskesmas, sementara jika ditemukan tren seperti banyak anak yang obesitas atau kurang bugar. Sekolah dan puskesmas akan menyusun program edukasi bersama.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyampaikan bahwa program ini sejalan dengan visi Presiden Prabowo untuk memastikan seluruh penduduk Indonesia memperoleh akses layanan kesehatan. Hal ini demi terwujudnya Indonesia Emas 2045, dengan memperkuat pondasi sumber daya manusia yang berkualitas dan bermutu, dimulai dari kesehatan.
Kesimpulan
Hasil sementara program cek kesehatan gratis di Semarang menunjukkan bahwa 74% anak-anak yang diperiksa mengalami overweight. Sebuah angka yang sangat tinggi dan mengkhawatirkan. Selain itu, masalah karies gigi dan pre-hipertensi juga terdeteksi dalam jumlah yang signifikan.
Program cek kesehatan gratis ini merupakan langkah penting pemerintah untuk memantau kesehatan pelajar dan melakukan deteksi dini masalah kesehatan. Data ini menggarisbawahi urgensi untuk segera merancang dan melaksanakan program intervensi yang efektif untuk mengatasi masalah overweight dan obesitas pada anak.
Serta masalah kesehatan lain yang teridentifikasi. Dengan demikian, diharapkan dapat tercipta generasi muda yang lebih sehat dan produktif di masa depan. Simak dan ikuti terus jangan sampai ketinggalan informasi terlengkap hanya di Info Kejadian Semarang.
Sumber Informasi Gambar:
- Gambar Pertama dari www.detik.com
- Gambar Kedua dari jateng.idntimes.com