Pemkot Semarang menjadi sorotan publik setelah alokasi anggaran sebesar Rp 8 miliar untuk pengadaan 177 unit motor dinas bagi para lurah di wilayahnya menuai polemik.

Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu, yang akrab disapa Mbak Ita. Segera memberikan klarifikasi untuk meluruskan informasi yang beredar di masyarakat dan media sosial.
Klarifikasi ini disampaikan untuk menjawab pertanyaan dan kritik mengenai besaran anggaran yang dianggap tidak sesuai dengan jumlah unit motor yang dibeli.
Dibawah ini anda bisa melihat berbagai informasi menarik lainnya seputaran Info Kejadian Semarang.
Rincian Penggunaan Anggaran
Anggaran sebesar Rp 8 miliar yang dialokasikan Pemkot Semarang untuk pengadaan motor dinas lurah tidak sepenuhnya digunakan untuk pembelian sepeda motor. Dari total anggaran tersebut, sekitar Rp 4,7 miliar digunakan untuk membeli 177 unit sepeda motor Honda Vario 160 yang menjadi kendaraan dinas para lurah.
Sisanya, sebesar kurang lebih Rp 3,3 miliar. Digunakan untuk kebutuhan pendukung lain yang bersifat menunjang operasional lurah, seperti alat pemadam api ringan (APAR). Televisi LED untuk kantor kelurahan, hingga perlengkapan seragam dinas. Pembagian anggaran ini dirancang agar penggunaan dana lebih efisien dan memberikan manfaat yang optimal bagi aparatur dan pelayanan masyarakat.
Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu. Menegaskan bahwa rincian anggaran ini telah melalui prosedur perencanaan dan persetujuan yang sah sesuai regulasi pemerintah daerah.
Ia menekankan bahwa pengadaan motor dan perlengkapan lainnya dilakukan dengan transparan dan akuntabel. Termasuk melalui sistem e-Katalog, sehingga harga, kualitas, dan jumlah barang dapat dipertanggungjawabkan.
Dengan demikian, masyarakat dapat memahami bahwa alokasi dana sebesar Rp 8 miliar ini dirancang bukan sekadar pembelian kendaraan. Tetapi sebagai upaya meningkatkan kinerja lurah dan pelayanan publik secara keseluruhan.
Alasan Pengadaan Motor Dinas Baru
Pengadaan motor dinas baru untuk lurah di Kota Semarang dilakukan karena kondisi kendaraan lama sudah tidak layak pakai. Mayoritas motor dinas sebelumnya berusia lebih dari sembilan tahun dan mengalami berbagai kerusakan yang mengganggu mobilitas para lurah dalam menjalankan tugas administrasi maupun pelayanan publik.
Motor lama sering mengalami mogok di tengah perjalanan dan membutuhkan biaya perawatan yang cukup tinggi. Sehingga dinilai tidak efisien untuk mendukung kelancaran tugas sehari-hari.
Selain faktor usia kendaraan, pengadaan motor baru juga dimaksudkan untuk meningkatkan efektivitas kinerja lurah di lapangan. Dengan motor yang lebih modern dan handal, para lurah dapat menjangkau wilayah yang sulit diakses kendaraan roda empat, mempercepat proses supervisi. Dan meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat.
Langkah ini juga sejalan dengan upaya Pemkot Semarang untuk memastikan aparatur pemerintahan memiliki sarana yang memadai demi mendukung program-program pembangunan dan pelayanan publik yang optimal.
Baca Juga:
Rincian Anggaran Pembelian Motor dan Barang Lainnya

Wali Kota Semarang merinci bahwa anggaran yang khusus dialokasikan untuk pembelian 177 unit motor dinas Honda Vario 160 adalah sebesar Rp 4.702.311.564, atau sekitar Rp 4,7 miliar. Setiap unit motor dibanderol seharga Rp 26.566.732. Harga ini didapatkan melalui proses pengadaan e-Katalog. Yang lebih rendah dari harga dealer yang mencapai Rp 27.400.000 per unit. Proses pengadaan melalui e-Katalog ini juga menjamin transparansi dan dapat diakses oleh publik.
Selain motor dinas, sisa anggaran dari Rp 8 miliar juga digunakan untuk pengadaan berbagai barang dan peralatan lain oleh Bagian Rumah Tangga Pemkot Semarang. Beberapa item yang dibeli antara lain:
- Alat Pemadam Api Ringan (APAR): Sebanyak 150 unit APAR diadakan karena unit lama belum diganti sejak tahun 2004.
- Lampu LED: Pengadaan lampu LED untuk berbagai kebutuhan.
- Pakaian Dinas: Pembelian pakaian dinas, meskipun tidak dalam jumlah banyak.
- TV LED: Pengadaan TV LED untuk pemandu informasi masyarakat di Balai Kota Semarang. Menggantikan televisi layar datar yang sudah buram dan usang.
Mbak Ita menekankan bahwa pengadaan motor dinas ini juga merupakan kebutuhan mendesak. Motor dinas lurah yang lama sudah digunakan sejak tahun 2014. Artinya sudah hampir sembilan tahun belum diganti. Mengingat intensitas pelayanan masyarakat yang tinggi, lurah dituntut untuk sering turun ke lapangan. Sehingga kendaraan dinas yang baru dianggap vital.
Proses Pengadaan Melalui e-Katalog
Proses pengadaan motor dinas baru untuk lurah di Kota Semarang dilakukan melalui e-Katalog. Sistem pengadaan barang dan jasa pemerintah yang dikelola oleh Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP).
Sistem ini memungkinkan pemerintah daerah membeli barang secara langsung dari penyedia yang sudah terdaftar dan memiliki harga serta spesifikasi yang telah ditetapkan. Dengan mekanisme ini, Pemkot Semarang memastikan transparansi, efisiensi, dan akuntabilitas dalam setiap proses pengadaan. Sehingga mengurangi risiko praktik penyimpangan atau korupsi.
Selain itu, penggunaan e-Katalog juga mempermudah pemantauan dan pelaporan anggaran secara real time. Setiap transaksi pengadaan motor dicatat dan dapat diaudit, sehingga publik maupun instansi pengawas dapat meninjau kesesuaian harga, spesifikasi, dan jumlah barang yang dibeli.
Prosedur ini memastikan bahwa pengadaan motor dinas baru tidak hanya memenuhi kebutuhan aparatur. Tetapi juga sesuai dengan regulasi dan prinsip tata kelola keuangan negara yang baik, memberikan rasa aman bagi masyarakat terkait penggunaan anggaran publik.
Untuk informasi terbaru dan lengkap mengenai berbagai kejadian penting di Semarang. Termasuk perkembangan infrastruktur, kasus kriminal, dan aktivitas masyarakat. Kalian bisa kunjungi Info Kejadian Semarang.
Sumber Informasi Gambar:
- Gambar Pertama dari jateng.jpnn.com
- Gambar Kedua dari www.detik.com