Posted in

Agustina Wilujeng Komitmen Wujudkan Semarang Bebas TBC Pada 2028

​​Agustina Wilujeng pemerintah Kota Semarang berkomitmen kuat untuk menjadikan Semarang bebas Tuberkulosis (TBC) pada tahun 2028​.

Agustina Wilujeng Komitmen Wujudkan Semarang Bebas TBC Pada 2028

​Target ini lebih cepat dibandingkan target eliminasi TBC nasional pada tahun 2030. ​Agustina Wilujeng, meskipun dalam beberapa judul berita daring terkait tidak secara eksplisit disebutkan sebagai individu yang membuat komitmen tersebut.

Dibawah ini anda bisa melihat berbagai informasi menarik lainnya seputaran Info Kejadian Semarang.

Semarang Bergerak Cepat Menuju Bebas TBC 2028

​Pemerintah Kota Semarang telah menetapkan target ambisius untuk mengeliminasi TBC pada tahun 2028. Dua tahun lebih awal dari target nasional tahun 2030. ​Komitmen ini didasari oleh tingginya beban kasus TBC di kota ini.

​Pada tahun 2023, Kota Semarang mencatat 6.527 kasus TBC. Menjadikannya salah satu daerah dengan beban kasus tinggi di Indonesia. ​Indonesia sendiri berada di peringkat kedua setelah India dalam kasus TBC global, dengan 1.060.000 kasus.

Keterlibatan Multisektor dan Strategi Komprehensif

​Untuk mencapai target eliminasi TBC pada tahun 2028. Pemerintah Kota Semarang mendorong sinergi antar berbagai pihak. Termasuk Organisasi Perangkat Daerah (OPD), akademisi, dan masyarakat. ​Hal ini melibatkan intervensi multisektoral dan peningkatan pemberdayaan masyarakat.

​Sebagai wujud komitmen, Pemkot Semarang telah mengeluarkan Peraturan Wali Kota Nomor 39 Tahun 2017 tentang Rencana Aksi Daerah (RAD) Penanggulangan TBC.

Baca Juga: Wakapolri Turun Tangan! Salurkan Bansos ke Biarawati & Lansia Semarang Bikin Haru

Inovasi Layanan Kesehatan

Inovasi Layanan Kesehatan

​Pada tanggal 4 September 2025. Pemerintah Kota Semarang bersama Kementerian Kesehatan Republik Indonesia secara resmi meluncurkan Studi Pra-Pilot Layanan Satu Atap (One Stop Service/OSS) Tuberkulosis di Puskesmas Bangetayu, Kecamatan Genuk. ​Program OSS TBC ini dilaksanakan dari Agustus hingga Desember 2025 di dua kota. Yaitu Semarang dan Bogor, dengan target 10.000 peserta Cek Kesehatan Gratis Plus (CKG Plus) di Semarang.

Layanan inovatif ini mencakup:

  • Tes Cepat Molekuler (TCM): ​Menggunakan usap dahak atau usap lidah dengan hasil pemeriksaan dalam hitungan menit.
  • Rontgen Pintar Berbasis Kecerdasan Buatan (AI): ​Mampu membaca foto toraks secara otomatis untuk mendeteksi kelainan paru.

​Semua layanan ini tersedia di satu puskesmas tanpa perlu rujukan. Sehingga pasien dapat langsung mendapatkan pelayanan komprehensif dan gratis. ​Saat ini, layanan OSS TBC tersedia di tiga puskesmas di Semarang. Yaitu Puskesmas Bangetayu, Ngaliyan, dan Gunungpati. Dengan harapan dapat diperluas ke puskesmas lain.

Screening dan Penanganan Kasus TBC

​Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Semarang secara intensif melakukan pencegahan dan penanganan TBC. ​Salah satu langkah utamanya adalah memetakan wilayah dengan kasus TBC tinggi dan melakukan pemeriksaan (screening) secara masif. ​Kepala Dinkes Kota Semarang, Abdul Hakam, memastikan akan terus melakukan screening di setiap wilayah untuk mengetahui jumlah penderita TBC.

​Pada tahun 2022-2023, Dinkes Kota Semarang telah melakukan screening terhadap 45.000 orang dan menemukan 6.500 kasus. ​Kota Semarang juga telah memiliki 13 fasilitas kesehatan tes cepat molekuler (TCM). Yang terdiri dari delapan puskesmas dan lima rumah sakit.

​Jika hasil screening positif, pasien akan segera diobati dan diberikan pencegahan selama satu hingga dua bulan. ​Peningkatan screening diharapkan dapat mempercepat penemuan kasus dan pengobatan.

Penanganan TBC Pada Balita Stunting

​Fokus khusus diberikan pada balita stunting yang rentan terhadap TBC. ​Hingga Januari 2023, terdapat 140 kasus TBC anak di Kota Semarang. ​Anak dengan stunting memiliki risiko lebih tinggi terpapar TBC, dan status gizi memengaruhi daya tahan tubuh. ​Gejala TBC pada anak stunting meliputi anoreksia, muntah, batuk, demam, dan penurunan berat badan.

​Sebuah kegiatan pengabdian masyarakat pada tahun 2023 berfokus pada skrining TBC pada balita stunting di wilayah kerja Puskesmas Mijen, Karangmalang, Ngaliyan, dan Purwoyoso. ​Dari 149 balita yang datang, 111 (74,5%) di antaranya mengalami stunting.

​Dari balita stunting ini, 32 (21,5%) positif TBC, dengan 28 (25,22%) kasus TBC Klinis dan 7 (6,3%) TBC Laten. ​Balita yang positif TBC segera mendapatkan inisiasi pengobatan, pemantauan kepatuhan, dukungan nutrisi, pemantauan pertumbuhan. Serta dukungan psikososial dan pemantauan perkembangan secara komprehensif.

Untuk informasi terbaru dan lengkap mengenai berbagai kejadian penting di Semarang. Termasuk perkembangan infrastruktur, kasus kriminal, dan aktivitas masyarakat. Kalian bisa kunjungi Info Kejadian Semarang.


Sumber Informasi Gambar:

  • Gambar Pertama dari www.sindonews.com
  • Gambar Kedua dari semarang.viva.co.id