Banjir yang melanda Pantura Semarang-Demak menyebabkan kemacetan parah di jalur utama, menghambat mobilitas warga dan distribusi barang.

Genangan air mencapai puluhan sentimeter, memaksa kendaraan berjalan pelan dan menimbulkan antrean panjang. Dampak kemacetan ini terasa pada aktivitas ekonomi, layanan publik, serta keseharian masyarakat. Pemerintah dan petugas lalu lintas.
Tetap update dengan semua berita terbaru Semarang hanya di Info Kejadian Semarang.
Banjir Menyebabkan Macet Total
Banjir yang melanda kawasan Pantura Semarang-Demak sejak beberapa hari lalu menyebabkan kemacetan luar biasa. Air menggenangi ruas jalan utama penghubung kedua daerah ini, sehingga arus lalu lintas terganggu signifikan. Warga dan pengendara harus bersabar menghadapi antrean panjang.
Ketinggian air mencapai puluhan sentimeter memaksa kendaraan berjalan sangat pelan untuk menghindari kerusakan. Beberapa titik bahkan tergenang hingga menutup seluruh badan jalan. Pengendara sepeda motor dan mobil harus ekstra hati-hati agar tidak terjebak banjir.
Kondisi ini membuat aktivitas ekonomi dan mobilitas masyarakat terhambat. Sopir angkutan dan pengemudi kendaraan umum mengeluhkan kerugian waktu dan biaya tambahan. Petugas pun kesulitan melakukan evakuasi dan penanganan di lokasi banjir yang luas.
Faktor Utama Terjadinya Banjir di Pantura
Pakar lingkungan menyebutkan penyebab utama banjir adalah curah hujan tinggi dan drainase yang buruk di sepanjang Pantura Semarang-Demak. Saluran air tersumbat sampah dan sedimentasi membuat air tidak mampu mengalir dengan lancar. Hal ini diperparah oleh penurunan muka tanah.
Selain itu, pembangunan yang kurang terencana di wilayah pesisir memperburuk daya serap tanah terhadap air hujan. Penggundulan lahan dan pengerukan tambak mengurangi area resapan alami. Kondisi ini membuat genangan air mudah terjadi dan bertahan lama.
Pemerintah daerah telah mengidentifikasi titik rawan banjir dan berencana melakukan normalisasi sungai serta perbaikan drainase. Namun, anggaran dan waktu menjadi kendala untuk penyelesaian dalam waktu singkat. Sementara itu, warga diminta untuk menjaga kebersihan agar tidak memperparah banjir.
Baca Juga: Kasus Pria Semarang Tega Jual Bayi Dari Istri Keduanya Rp 8 Juta
Langkah Penanggulangan dan Pencegahan Macet

Dinas Perhubungan dan Satlantas melakukan pengaturan lalu lintas dengan membuka jalur alternatif dan rekayasa arus. Petugas berjaga 24 jam di titik-titik macet utama supaya kemacetan bisa ditekan. Namun, kapasitas jalan terbatas dan curah hujan masih sering turun.
Evakuasi kendaraan yang mogok dan bantuan darurat terus dilakukan untuk mengurangi kemacetan. Tim gabungan juga membagikan informasi cuaca dan kondisi jalan melalui media sosial agar pengendara dapat memilih rute lain. Namun, kepadatan kendaraan tetap sulit dihindari.
Masyarakat dihimbau untuk menunda perjalanan apabila tidak mendesak dan menggunakan kendaraan kecil agar mudah bermanuver. Pemasangan rambu darurat dan lampu penerangan sementara juga dikerjakan agar keselamatan pengendara meningkat saat melintas banjir.
Pengaruh Kemacetan Pantura terhadap Masyarakat
Kemacetan panjang di Pantura Semarang-Demak yang disebabkan banjir berdampak besar pada aktivitas warga. Pengiriman barang tertunda sehingga mengganggu rantai pasok kebutuhan pokok dan industri lokal. Pelaku usaha mengalami penurunan omzet karena distribusi tidak lancar.
Selain itu, akses masyarakat ke fasilitas kesehatan dan pendidikan juga semakin sulit. Anak-anak terlambat berangkat sekolah dan pasien kesulitan mencapai rumah sakit tepat waktu. Kondisi ini meningkatkan risiko gangguan layanan publik dan kesehatan masyarakat.
Dampak psikologis warga juga mulai terasa. Kemacetan berkepanjangan menimbulkan stres dan kelelahan pengendara. Peningkatan kejadian kecelakaan kecil pun mulai dilaporkan. Oleh karena itu, penyelesaian banjir dan penataan infrastruktur menjadi prioritas utama pemerintah daerah.
Simak berita update lainnya tentang Semarang dan sekitarnya secara lengkap tentunya terpercaya hanya di Info Kejadian Semarang.
Sumber Informasi Gambar:
- Gambar Pertama dari www.detik.com
- Gambar Kedua dari www.detik.com