Kasus dugaan pelecehan seksual yang melibatkan seorang pegawai Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang kembali menghebohkan publik.

Seorang gadis berusia 19 tahun mengaku menjadi korban pelecehan oleh pegawai kelurahan yang menggunakan mobil dinas untuk melakukan aksinya. Peristiwa ini memicu reaksi keras dari masyarakat dan mendapat perhatian serius dari pihak berwenang.
Info Kejadian Semarang akan memberikan ulasan lengkap mengenai kasus ini, kronologi kejadian, respons Pemkot Semarang, dan langkah penanganan yang diambil.
Kronologi Dugaan Pelecehan di Mobil Dinas
Kejadian bermula saat korban, yang berinisial U, bertemu dengan pelaku di sebuah kafe kawasan Singosari, Kota Semarang. Pelaku yang merupakan pegawai sekretaris kelurahan di Semarang Tengah ini dikenalnya lewat aplikasi kencan Omi.
Dalam pertemuan tersebut, pelaku datang bersama dua rekannya dan mengajak korban serta temannya untuk karaoke. Saat perjalanan menuju tempat karaoke, korban mengaku mendapat perlakuan tidak senonoh di dalam mobil dinas yang digunakan pelaku.
Pelecehan berlanjut di ruang karaoke, di mana korban berusaha melarikan diri ke toilet setelah mendapat perlakuan kasar dan bentakan dari pelaku. Teman korban juga menjadi korban selanjutnya dalam insiden ini.
Viral dan Sorotan Publik
Video pengakuan korban yang diunggah di media sosial langsung viral dan memicu gelombang reaksi dari warganet. Banyak yang mengecam tindakan pelaku dan menuntut agar kasus ini ditindak tegas.
Video berdurasi sekitar dua menit itu memuat pengakuan rinci korban tentang kejadian yang dialaminya. Viralitas kasus ini menimbulkan tekanan publik kepada Pemkot Semarang untuk segera mengambil langkah tegas terhadap pelaku.
Respon Pemerintah Kota Semarang dan Camat Semarang Tengah
Camat Semarang Tengah, Aniceto Magno Da Silva atau yang akrab disapa Amoy, angkat bicara terkait kasus ini. Ia membenarkan bahwa pelaku berinisial A adalah pegawai sekretaris kelurahan di wilayahnya. Amoy menyatakan telah memanggil pelaku dan korban beserta keluarganya untuk dimintai keterangan.
Meskipun pelaku membantah tuduhan tersebut, Amoy menegaskan bahwa secara administrasi pelaku tetap dikenai sanksi. Ia juga menyampaikan permintaan maaf atas kelakuan stafnya dan menegaskan tidak akan memberikan toleransi terhadap pelecehan seksual.
Baca Juga: Brutal! Kecelakaan Beruntun di Bawen Semarang, 3 Truk & 4 Motor Ringsek Parah!
Penundaan Promosi Jabatan Pelaku

Pelaku sebelumnya direncanakan akan dipromosikan menjadi lurah. Namun, karena kasus ini menjadi polemik dan sorotan masyarakat, rencana promosi tersebut ditunda sementara.
Camat Amoy menyatakan bahwa meskipun belum terbukti secara hukum, kasus pelecehan seksual tidak akan ditoleransi dan penundaan promosi adalah langkah preventif.
Surat resmi terkait penundaan promosi pelaku akan segera diajukan ke Wali Kota Semarang untuk mendapatkan pertimbangan lebih lanjut.
Upaya Penyelesaian dan Jalur Hukum
Awalnya, Camat Semarang Tengah mendorong penyelesaian kasus ini secara kekeluargaan agar tidak memperkeruh suasana. Namun, ia tidak mempersoalkan jika korban memilih menempuh jalur hukum dengan melaporkan kejadian tersebut ke Polrestabes Semarang.
Pihak kepolisian kini tengah melakukan penyelidikan lebih lanjut untuk mengungkap fakta dan memastikan keadilan bagi korban. Sanksi tegas menanti jika pelaku terbukti bersalah sesuai dengan undang-undang yang berlaku.
Imbauan dan Tindakan Pencegahan Dari Pemkot Semarang
Pemkot Semarang melalui Camat Semarang Tengah mengimbau agar seluruh pegawai pemerintah menjaga perilaku dan profesionalisme dalam menjalankan tugas. Kasus ini menjadi peringatan keras bahwa pelecehan seksual tidak dapat ditoleransi di lingkungan pemerintahan.
Pemkot juga berkomitmen meningkatkan pengawasan dan edukasi terkait perlindungan perempuan dan anak agar kasus serupa tidak terulang.
Kesimpulan
Kasus dugaan pelecehan seksual oleh pegawai Pemkot Semarang terhadap gadis 19 tahun di mobil dinas menjadi perhatian serius publik dan pemerintah. Respon cepat dari Camat Semarang Tengah dengan memanggil pelaku dan korban serta menunda promosi jabatan pelaku menunjukkan sikap tegas Pemkot terhadap pelanggaran moral dan hukum.
Meski pelaku membantah, proses hukum tetap berjalan untuk menegakkan keadilan. Kasus ini menjadi pengingat penting bagi seluruh aparatur sipil negara untuk menjaga integritas dan etika dalam pelayanan publik serta perlunya perlindungan maksimal bagi korban pelecehan seksual.
Untuk informasi terbaru dan lengkap mengenai berbagai kejadian penting di Semarang, termasuk perkembangan infrastruktur, kasus kriminal, dan aktivitas masyarakat, kalian bisa kunjungi Info Kejadian Semarang.
Sumber Informasi Gambar:
- Gambar Pertama dan Kedua dari jateng.tribunnews.com