Posted in

Dana Penanganan Banjir Naik Rp 500 M, Ini Alasan Walkot Semarang

Pemerintah Kota Semarang mengusulkan anggaran penanganan banjir dalam APBD 2026 sebesar Rp 500 miliar.

Dana Penanganan Banjir Naik Rp 500 M, Ini Alasan Walkot Semarang

Angka ini meningkat signifikan dibandingkan alokasi tahun sebelumnya, yang berada di kisaran Rp 300 miliar. Menurut Wali Kota Semarang, Agustina Wilujeng Pramestuti, penambahan anggaran ini mencerminkan komitmen serius Pemkot terhadap masalah banjir, mengingat banjir adalah soal lingkungan yang harus ditangani dengan prioritas.

Dibawah ini Anda bisa melihat berbagai informasi menarik lainnya seputaran Info Kejadian Semarang.

Lonjakan Anggaran Rp 500 Miliar

Pemerintah Kota Semarang resmi menaikkan alokasi anggaran untuk penanganan banjir di APBD 2026, dari sekitar Rp 300 an miliar pada tahun sebelumnya menjadi Rp 500 miliar.

Wali Kota Agustina Wilujeng Pramestuti menyebut bahwa lonjakan ini sangat signifikan mencerminkan komitmen pemerintah daerah untuk memperkuat upaya mitigasi dan penanggulangan banjir.

Dengan total APBD Kota Semarang 2026 diproyeksikan sebesar Rp 6,2 triliun. Porsi besar untuk penanganan banjir menunjukkan bahwa masalah ini dinilai prioritas utama.

Upaya Efisiensi Anggaran

Dalam rangka menyediakan anggaran tambahan itu. Pemkot akan melakukan efisiensi di berbagai pos belanja lainnya. Beberapa pengeluaran seperti konsumsi makan-minum, listrik, dan WiFi dikurangi terutama karena banyak pekerjaan yang bisa dilakukan secara daring.

Langkah ini menunjukkan bahwa peningkatan alokasi untuk penanganan banjir bukan semata menambah beban belanja. Tetapi bagian dari penataan ulang prioritas belanja pemerintah demi menangani persoalan lingkungan secara serius.

Baca Juga: 

Kerugian Ekonomi Akibat Banjir

Kerugian Ekonomi Akibat Banjir

Salah satu dasar argumen Pemkot untuk meningkatkan alokasi dana banjir adalah dampak ekonomi besar yang ditimbulkan banjir. Menurut pernyataan Wali Kota Semarang, kerugian akibat banjir bisa mencapai ratusan miliar rupiah. Terutama dari gangguan logistik, tertundanya pengiriman barang, dan kerusakan infrastruktur.

Banjir tidak hanya merusak jalan dan fasilitas publik. Tetapi juga membuat aktivitas warga terhenti warung tutup, sekolah tertunda, transportasi terganggu.

Dengan potensi kerugian besar seperti itu, investasi pencegahan dan penanganan banjir dianggap sebagai langkah bijak karena biaya penanganan pasca-banjir bisa jauh lebih tinggi dibanding biaya mitigasi dini.

Banjir Sebagai Isu Lingkungan

Keputusan menaikkan alokasi penanganan banjir tak hanya soal menambah dana melainkan bagian dari tema pembangunan 2026 di Semarang, yaitu ketahanan pangan dan lingkungan. Banjir termasuk dalam kategori masalah lingkungan yang dianggap mendesak untuk ditangani.

Dalam konteks ini, anggaran sebesar Rp 500 miliar bukan hanya untuk solusi jangka pendek. Tetapi sebagai upaya komprehensif memperkuat sistem drainase, memperbaiki saluran air, dan memperbarui infrastruktur terkait untuk mengurangi risiko banjir di masa mendatang.

Penekanan pada tema “ketahanan pangan dan lingkungan” dalam APBD 2026 menjadikan sektor lingkungan termasuk drainase, drainase banjir, pengelolaan lingkungan permukiman sebagai salah satu prioritas utama.

Kenapa Banjir Semarang Sulit Diabaikan?

Pemerintah menilai bahwa banjir di Semarang sering membawa kerugian ekonomi besar aktivitas warga terganggu, warung tutup, bahkan anak-anak tak bisa sekolah ketika genangan air parah.

Mengingat banjir bukan hanya soal air tetapi menyangkut akses transportasi, pendidikan, dan aktivitas ekonomi maka keberlanjutan solusi penanganan jangka panjang dianggap esensial. Alokasi besar pun jadi langkah strategis agar gangguan semacam itu bisa diminimalkan.

Untuk informasi terbaru dan lengkap mengenai berbagai kejadian penting di Semarang, termasuk perkembangan infrastruktur, kasus kriminal, dan aktivitas masyarakat. Kalian bisa kunjungi Info Kejadian Semarang.


Sumber Informasi Gambar:

  • Gambar Pertama dari news.okezone.com
  • Gambar Kedua dari www.detik.com