Mie Kopyok Pak Dhuwur telah berhasil menjadi salah satu ikon kuliner terbaik di Semarang selama lebih dari lima dekade.

Sejak pertama kali dijajakan dengan gerobak keliling pada tahun 1970-an, kelezatan dan keunikan sajian ini terus menarik perhatian warga lokal maupun wisatawan. Info Kejadian Semarang akan memberikan ulasan lengkap perjalanan Mie Kopyok Pak Dhuwur dari masa ke masa, rahasia kelezatannya, hingga alasan mengapa tetap menjadi primadona di Semarang.
Sejarah Panjang Mie Kopyok Pak Dhuwur
Mie Kopyok Pak Dhuwur memulai perjalanannya pada awal 1970-an. Saat itu, Pak Dhuwur, yang memiliki nama asli Harso Dinomo, berjualan dengan cara mendorong gerobak keliling kampung di kawasan Pandansari, Sekayu, dan Jalan Thamrin, Semarang. Nama “Pak Dhuwur” sendiri berasal dari postur tubuh beliau yang tinggi, sehingga mudah dikenali pelanggan.
Pada tahun 1980-an, usaha ini mulai menetap di warung sederhana di Jalan Tanjung, tepat di belakang kantor PLN Jalan Pemuda, yang hingga kini menjadi pusat utama Mie Kopyok Pak Dhuwur.
Evolusi Dari Gerobak Keliling ke Warung Legendaris
Awalnya, strategi “menjemput bola” dengan berjualan keliling menjadi kunci popularitas mie kopyok ini. Namun, seiring bertambahnya pelanggan dan reputasi yang semakin menanjak, Pak Dhuwur memutuskan untuk membuka warung tetap.
Pada 1990-an, warung ini menempati lapak pujasera milik PLN, lalu berpindah ke trotoar, hingga akhirnya kini menetap di lokasi permanen yang selalu ramai pengunjung.
Ciri Khas dan Komposisi Mie Kopyok Pak Dhuwur
Ciri khas utama Mie Kopyok Pak Dhuwur terletak pada kuah bening gurih yang ringan, racikan bawang putih, serta sambal kacang yang khas. Seporsi mie kopyok berisi:
- Mi kuning basah.
- Potongan lontong.
- Tauge segar.
- Irisan tahu pong.
- Taburan seledri dan bawang goreng.
- Kerupuk gendar (kerupuk beras) yang diremas di atas mie.
- Sambal kacang sebagai pelengkap rasa.
Kata “kopyok” sendiri berarti “diaduk” dalam bahasa Jawa, sesuai dengan cara penyajian dan menikmati hidangan ini.
Baca Juga: Rumah di Gisikdrono Semarang Terbakar, Dua Ledakan Terdengar
Konsistensi Rasa dan Pelayanan

Salah satu alasan Mie Kopyok Pak Dhuwur tetap menjadi primadona adalah konsistensi rasa yang dijaga turun-temurun. Setelah Pak Dhuwur wafat, usaha ini diteruskan oleh anaknya, Narno, yang tetap mempertahankan resep dan cara penyajian asli.
Tidak ada resep rahasia khusus, namun racikan sederhana yang pas di lidah, serta pelayanan ramah, membuat banyak pelanggan setia kembali dari generasi ke generasi.
Jangkauan Luas dan Pelanggan Setia
Selain warung utama di Jalan Tanjung, kini Mie Kopyok Pak Dhuwur telah memiliki beberapa cabang di Semarang, seperti di Jalan Kyai Saleh, Banyumanik, dan dekat Stadion Diponegoro, bahkan merambah ke Jakarta Timur.
Pelanggannya pun tidak hanya warga lokal, tetapi juga wisatawan dari luar kota hingga pejabat dan tokoh terkenal. Setiap hari, warung ini bisa menghabiskan ratusan porsi, terutama saat akhir pekan dan musim liburan.
Mie Kopyok Pak Dhuwur di Tengah Gempuran Kuliner Modern
Di tengah maraknya kuliner modern dan makanan cepat saji. Mie Kopyok Pak Dhuwur tetap bertahan dan menjadi pilihan utama banyak orang. Keotentikan rasa, harga yang terjangkau, serta suasana warung yang sederhana namun hangat, menjadi daya tarik tersendiri.
Narno, generasi penerus, berharap mie kopyok tetap dikenal sebagai kuliner otentik Semarang yang tidak tergeser oleh tren makanan luar negeri.
Kesimpulan
Mie Kopyok Pak Dhuwur adalah bukti nyata bahwa kuliner tradisional dapat bertahan dan tetap dicintai lintas generasi. Sejak 1970 hingga kini, mie kopyok ini bukan sekadar makanan, tetapi juga bagian dari sejarah dan identitas Semarang.
Konsistensi rasa, pelayanan ramah, serta inovasi dalam memperluas jangkauan membuat Mie Kopyok Pak Dhuwur tetap menjadi primadona yang tak tergantikan di hati masyarakat Semarang dan para penikmat kuliner Nusantara.
Untuk informasi terbaru dan lengkap mengenai berbagai kejadian penting di Semarang, termasuk perkembangan infrastruktur, kasus kriminal, dan aktivitas masyarakat, kalian bisa kunjungi Info Kejadian Semarang.
Sumber Informasi Gambar:
- Gambar Pertama dari detik.com
- Gambar Kedua dari berlianmedia.com