Polisi berhasil meringkus Rohmat Sukur (RS), yang memiliki peran penting sebagai penyedia tim pantau penculik Kacab Bank BUMN.
Penangkapan ini dilakukan di Semarang setelah Rohmat sempat mencoba melarikan diri dari sergapan petugas. Kisah pelarian singkat dan penangkapan Rohmat Sukur ini menambah dimensi baru dalam pengungkapan kasus keji yang melibatkan 15 tersangka. Dibawah ini anda bisa melihat berbagai informasi menarik lainnya seputaran Info Kejadian Semarang.
Kronologi Penangkapan Rohmat Sukur dan Dramanya di Semarang
Penangkapan Rohmat Sukur dilakukan oleh tim gabungan Subdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya dan Resmob Polrestabes Semarang. Tim awalnya menggerebek rumah Rohmat di kawasan Candisari, Semarang, pada Minggu (24/8/2025) dini hari. Namun, ketika tim tiba di lokasi, Rohmat diketahui telah melarikan diri. Menyiratkan bahwa ia mungkin menyadari kehadiran polisi.
Rekaman video yang beredar menunjukkan momen menegangkan ketika tim polisi berlari menuju rumah tersebut. Dan menemukan beberapa pria di dalamnya, namun Rohmat tidak ada tidak membuang waktu. Polisi segera mengejar Rohmat Sukur setelah mendapatkan informasi mengenai keberadaannya.
Pelarian Rohmat berakhir di tempat persembunyiannya yang baru, sebuah rumah di Jalan Handayani, Sendangrejo, Nyatnyono, Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Pada pukul 02.15 WIB di hari yang sama, tim berhasil menangkap Rohmat.
Dalam video penangkapan, polisi terlihat mengetuk pintu rumah bercat oranye tersebut, masuk. Dan menginterogasi Rohmat dengan pertanyaan seperti “Kamu ngapain lari, kamu?”. Setelah ditangkap, Rohmat langsung dibawa ke Subdit Jatanras Polda Metro Jaya untuk pemeriksaan intensif lebih lanjut oleh penyidik.
Peran Krusial Rohmat Sukur Dalam Rantai Kejahatan
Rohmat Sukur memiliki peran yang sangat spesifik dan krusial dalam kejahatan ini. Ia menyediakan tim pantau yang bertugas mengikuti setiap kegiatan korban, Mohamad Ilham Pradipta. Selain itu, ia juga bertanggung jawab untuk menyediakan tim IT yang diduga digunakan untuk mengintai korban.
Peran “tim pantau” ini mengindikasikan bahwa penculikan Ilham Pradipta telah direncanakan dengan sangat matang dan terorganisir, jauh sebelum aksi penculikan fisik terjadi. Pengintaian yang dilakukan oleh tim bentukan Rohmat memungkinkan para pelaku untuk mengetahui rutinitas dan kebiasaan korban. Sehingga mereka dapat memilih waktu dan lokasi yang paling tepat untuk melancarkan aksinya.
Baca Juga: PSIS Semarang Resmi Mendatangkan Luan Sergio Untuk Perkuat Lini Tengah
Jaringan Tersangka dan Klasterisasi Peran
Kasus penculikan dan pembunuhan Mohamad Ilham Pradipta tergolong kompleks. Dengan polisi telah mengidentifikasi dan menangkap sebanyak 15 tersangka. Para tersangka ini dikelompokkan menjadi empat klaster berdasarkan peran mereka. Klaster-klaster tersebut meliputi aktor intelektual, tim pengintai, tim penculik dan eksekutor. Serta klaster pembuang jasad korban.
Dalam klaster aktor intelektual, nama Dwi Hartono dan C alias Ken telah diungkap, bersama YJ dan AA. Dwi Hartono sendiri menjadi sorotan karena dikenal sebagai pengusaha bimbingan belajar (bimbel) online dan mahasiswa Magister Manajemen UGM.
Bahkan, Dwi Hartono pernah terlibat kasus pemalsuan ijazah pada tahun 2012 dan telah divonis penjara Rohmat Sukur (RS) sendiri. Termasuk dalam klaster penculik, bersama Eras, AT, dan RAH. Meskipun 15 tersangka telah diamankan. Polisi masih mendalami peran delapan tersangka lainnya serta motif di balik kejahatan keji ini.
Tragedi Penculikan dan Pembunuhan
Mohamad Ilham Pradipta diculik dari area parkiran sebuah supermarket di Pasar Rebo, Jakarta Timur, pada Rabu (20/8/2025). Keesokan harinya, jasadnya ditemukan secara tragis di semak-semak di Serang Baru, Kabupaten Bekasi, pada Kamis (21/8/2025) pagi, sekitar pukul 05.30 WIB. Kondisi Ilham saat ditemukan sangat mengenaskan wajah, kaki, dan tangannya terikat lakban hitam.
Tim dokter forensik menyimpulkan bahwa Ilham tewas akibat kekerasan benda tumpul. Dan diduga mengalami kekurangan oksigen sebelum meninggal dunia. Peristiwa ini menunjukkan tingkat kekejaman dan perencanaan yang matang dari para pelaku. Yang telah mengintai korban sebelum melancarkan aksi kejahatan mereka.
Kesimpulan
Penangkapan Rohmat Sukur di Semarang, meskipun sempat diwarnai aksi pelarian. Menjadi langkah penting dalam pengungkapan kasus penculikan dan pembunuhan Mohamad Ilham Pradipta. Rohmat, dengan perannya sebagai penyedia tim pantau dan IT, menyoroti betapa terorganisirnya kejahatan ini.
Dengan 15 tersangka yang telah diamankan dan dikelompokkan ke dalam berbagai klaster. Polisi terus bekerja untuk mengungkap motif sebenarnya di balik aksi keji yang merenggut nyawa kepala cabang bank tersebut.
Perkembangan kasus ini menegaskan komitmen penegak hukum untuk menuntaskan perkara dan membawa seluruh pelaku ke meja hijau. Simak dan ikuti terus jangan sampai ketinggalan informasi terlengkap tentang Tim Pantau Penculik Kacab Bank hanya di INFO KEJADIAN SEMARANG.
Sumber Informasi Gambar:
- Gambar Pertama dari www.detik.com
- Gambar Kedua dari medan.tribunnews.com