Posted in

UMK Semarang Naik 6,5 Persen, Buruh Sebut Masih Belum Cukup

Kenaikan Upah Minimum Kota (UMK) Semarang sebesar 6,5 persen tahun ini menuai kritik dari kalangan buruh meski naik, pekerja menilai angka tersebut.

UMK Semarang Naik 6,5 Persen, Buruh Sebut Masih Belum Cukup

Buruh menyoroti harga kebutuhan pokok, sewa tempat tinggal, dan transportasi yang jauh lebih tinggi dari kenaikan UMK, serta menekankan perlunya evaluasi kebijakan pengupahan agar kesejahteraan pekerja benar-benar tercapai.

Simak kabar terkini seputar Semarang yang sedang viral, hanya di Info Kejadian Semarang.

UMK Semarang Alami Kenaikan 6,5 Persen

Kenaikan Upah Minimum Kota (UMK) Semarang sebesar 6,5 persen pada tahun ini menuai beragam respons dari kalangan buruh. Meski secara angka terlihat meningkat, para pekerja menilai kenaikan tersebut belum mampu menjawab persoalan utama, yakni tingginya biaya hidup di kota yang berstatus sebagai pusat ekonomi Jawa Tengah itu.

Kota Semarang dikenal sebagai kota metropolitan dengan aktivitas industri, perdagangan, dan jasa yang terus berkembang. Namun, buruh menilai peningkatan UMK tidak sebanding dengan laju inflasi, harga kebutuhan pokok, biaya sewa tempat tinggal, hingga ongkos transportasi yang terus naik setiap tahun.

Serikat pekerja menyebut, kenaikan 6,5 persen hanya bersifat “mengejar ketertinggalan”, bukan peningkatan kesejahteraan. Banyak buruh masih harus bekerja lembur atau mencari pekerjaan sampingan demi memenuhi kebutuhan dasar keluarga mereka.

Buruh Nilai Semarang Jadi Kota Metropolitan

Perwakilan serikat buruh menyampaikan bahwa Semarang menjadi kota metropolitan dengan upah terendah dibandingkan kota besar lain di Indonesia. Mereka membandingkan UMK Semarang dengan kota seperti Surabaya, Bandung, dan Jakarta yang memiliki karakteristik ekonomi serupa, namun menawarkan upah lebih tinggi bagi pekerja.

Menurut buruh, status Semarang sebagai kota pelabuhan, pusat industri, dan logistik seharusnya diikuti dengan standar upah yang layak. Banyak perusahaan besar dan kawasan industri beroperasi di Semarang, tetapi kesejahteraan buruh dinilai belum menjadi prioritas utama.

Kondisi ini memicu ketimpangan sosial di kalangan pekerja. Buruh menyebut, dengan upah saat ini, sulit bagi pekerja untuk menabung, memiliki rumah layak, atau memenuhi kebutuhan pendidikan dan kesehatan keluarga secara optimal.

Baca Juga: Mulai 2026, RSUD Mijen Semarang Layani Pasien BPJS Kesehatan

UMK Naik, Tapi Masih Jauh dari Kebutuhan Riil Buruh

UMK Naik, Tapi Masih Jauh dari Kebutuhan Riil Buruh

Buruh menilai penetapan UMK masih belum sepenuhnya berbasis kebutuhan hidup layak (KHL). Dalam praktiknya, kebutuhan riil buruh di lapangan sering kali lebih tinggi dari angka yang digunakan sebagai dasar perhitungan upah minimum.

Harga pangan, biaya kontrakan, listrik, air, dan transportasi menjadi komponen utama pengeluaran buruh di Semarang. Dalam beberapa tahun terakhir, komponen tersebut mengalami kenaikan signifikan, sementara daya beli buruh cenderung stagnan.

Serikat pekerja juga menyoroti lemahnya pengawasan terhadap perusahaan yang belum sepenuhnya mematuhi ketentuan UMK. Masih ditemukan buruh yang menerima upah di bawah standar dengan alasan efisiensi atau kondisi perusahaan.

Dorongan Evaluasi Kebijakan dan Dialog Berkelanjutan

Kalangan buruh mendorong pemerintah daerah untuk melakukan evaluasi menyeluruh terhadap kebijakan pengupahan. Mereka meminta agar penetapan UMK ke depan melibatkan dialog yang lebih terbuka antara pemerintah, pengusaha, dan serikat pekerja.

Selain itu, buruh juga mengusulkan adanya kebijakan pendukung, seperti subsidi transportasi, perumahan pekerja, dan pengendalian harga kebutuhan pokok. Langkah tersebut dinilai dapat membantu meringankan beban buruh di tengah keterbatasan kenaikan upah.

Meski demikian, buruh berharap kenaikan UMK, sekecil apa pun, tetap menjadi momentum perbaikan kebijakan ketenagakerjaan. Mereka menekankan bahwa kota metropolitan seperti Semarang seharusnya mampu memberikan standar hidup yang lebih layak bagi para pekerja yang menjadi penggerak utama roda perekonomian daerah.

Simak berita update lainnya tentang Semarang dan sekitarnya secara lengkap tentunya terpercaya hanya di Info Kejadian Semarang.


Sumber Informasi Gambar:

  1. Gambar Pertama dari regional.kompas.com
  2. Gambar Kedua dari regional.kompas.com