Posted in

Aipda Robig Zaenudin Dituntut 15 Tahun Penjara Atas Kasus Penembakan Pelajar di Semarang

Kasus yang menewaskan seorang pelajar SMKN 4 Semarang oleh anggota Polrestabes Semarang, Aipda Robig Zaenudin, memasuki babak penting.

Aipda-Robig-Zaenudin-Dituntut-15-Tahun-Penjara-Atas-Kasus-Penembakan-Pelajar-di-Semarang

Pada Selasa, 8 Juli 2025, Jaksa Penuntut Umum secara resmi menuntut terdakwa dengan hukuman penjara selama 15 tahun dan denda sebesar Rp200 juta. Kasus ini menjadi sorotan publik karena melibatkan aparat penegak hukum yang seharusnya melindungi masyarakat.

Kronologi Kejadian Penembakan

Peristiwa tragis ini terjadi pada Minggu dini hari, 24 November 2024, di Jalan Candi Penataran Raya, Kecamatan Ngaliyan, Kota Semarang. Saat itu, Aipda Robig berpapasan dengan sekelompok remaja yang sedang berkejaran menggunakan sepeda motor, salah satunya membawa senjata tajam.

Salah satu motor dari rombongan tersebut memepet motor terdakwa. Merasa terancam, Robig mengeluarkan senjata api dan menembakkan satu tembakan peringatan, diikuti tiga tembakan yang mengarah ke tiga pelajar.

Satu peluru mengenai pangkal paha Gamma Rizkynata Oktafandy (17), yang kemudian meninggal dunia akibat luka tembak tersebut. Dua pelajar lain, berinisial A dan S, mengalami luka tembak di dada dan tangan kiri.

Tuntutan Jaksa Penuntut Umum

Jaksa Penuntut Umum (JPU) dari Kejaksaan Tinggi Jawa Tengah, Sateno, menyatakan bahwa Aipda Robig terbukti melakukan penganiayaan yang mengakibatkan kematian dan luka berat. Terdakwa dijerat dengan Pasal 80 ayat (3) dan (1) Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak.

Jaksa menilai tidak ada hal-hal yang meringankan dalam kasus ini, mengingat terdakwa adalah aparat penegak hukum yang seharusnya melindungi masyarakat.

Selain tuntutan 15 tahun penjara, terdakwa juga dikenakan denda Rp200 juta yang jika tidak dibayar akan diganti dengan kurungan enam bulan penjara. Jaksa menegaskan bahwa tindakan Robig tidak sesuai prosedur dan mengakibatkan kematian seorang anak di bawah umur.

Proses Sidang dan Pembelaan

Sidang yang dipimpin oleh Hakim Ketua Mira Sendangsari ini memberikan kesempatan kepada terdakwa untuk menyampaikan pembelaan pada sidang berikutnya.

Proses persidangan mendapat perhatian luas dari masyarakat dan media, mengingat kasus ini menyangkut integritas aparat kepolisian dan perlindungan anak.

Baca Juga: Demo Mahasiswa Semarang Soroti Banjir Rob dan Masalah Kreak Kota

Respons Keluarga Korban dan Masyarakat

Respons-Keluarga-Korban-dan-Masyarakat-A

Keluarga Gamma Rizkynata Oktafandy menyambut baik tuntutan jaksa dan berharap majelis hakim dapat menjatuhkan vonis maksimal sesuai tuntutan. Mereka menilai tuntutan ini sebagai bentuk keadilan yang selama ini mereka perjuangkan.

Masyarakat juga menuntut transparansi dan keadilan agar kasus ini tidak mencederai kepercayaan publik terhadap institusi kepolisian.

Implikasi Kasus Bagi Penegakan Hukum dan Kepolisian

Kasus ini menjadi ujian bagi institusi Polri dalam menegakkan profesionalisme dan akuntabilitas anggotanya. Penembakan yang dilakukan oleh anggota polisi terhadap anak di bawah umur menimbulkan pertanyaan serius tentang pelatihan, pengawasan, dan etika profesi.

DPR RI dan berbagai lembaga masyarakat mengimbau agar proses hukum kasus ini dikawal ketat agar tidak terjadi penyimpangan.

Harapan Untuk Keadilan dan Pencegahan Kasus Serupa

Publik berharap vonis tegas dapat menjadi efek jera bagi aparat penegak hukum agar kejadian serupa tidak terulang. Penegakan hukum yang transparan dan adil juga penting untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap institusi kepolisian.

Selain itu, kasus ini menjadi momentum untuk memperbaiki sistem pengawasan internal dan pelatihan anggota agar lebih profesional dan humanis.

Kesimpulan

Aipda Robig Zaenudin, anggota Polrestabes Semarang yang menembak pelajar SMKN 4 Semarang hingga tewas, dituntut 15 tahun penjara dan denda Rp200 juta oleh Jaksa Penuntut Umum. Tuntutan ini didasarkan pada bukti kuat bahwa terdakwa melanggar hukum dan prosedur dalam menjalankan tugasnya.

Kasus ini menjadi sorotan publik dan ujian bagi institusi kepolisian dalam menjaga integritas dan perlindungan terhadap warga, khususnya anak-anak. Dengan proses hukum yang berjalan transparan dan adil, diharapkan keadilan bagi korban dapat ditegakkan dan kejadian serupa dapat dicegah di masa depan.

Untuk informasi terbaru dan lengkap mengenai berbagai kejadian penting di Semarang, termasuk perkembangan infrastruktur, kasus kriminal, dan aktivitas masyarakat, kalian bisa kunjungi Info Kejadian Semarang.


Sumber Informasi Gambar:

  1. Gambar Pertama dari voi.id
  2. Gambar Kedua dari cnnindonesia.com