Posted in

Dibina BNPT, Abu Rusydan Nyatakan Ikrar Kembali ke NKRI

BNPT terus mengintensifkan upaya deradikalisasi dan pembinaan terhadap narapidana terorisme (napiter) di berbagai lembaga pemasyarakatan.

Dibina-BNPT,-Abu-Rusydan-Nyatakan-Ikrar-Kembali-ke-NKRI

Dalam kesempatan tersebut, Eddy bertemu langsung dengan Abu Rusydan, salah satu tokoh senior dan Amir Jemaah Islamiyah (JI), organisasi terlarang yang pernah aktif melakukan aksi teror di Indonesia.

Dibawah ini Anda bisa melihat berbagai informasi menarik lainnya tentang seputaran .

Fokus Pembinaan Kebangsaan Keagamaan dan Kewirausahaan

Eddy menjelaskan bahwa program pembinaan yang dilakukan BNPT terhadap napiter tidak hanya sebatas aspek keamanan, tetapi juga menyentuh dimensi ideologi, spiritual, hingga ekonomi.

“Tujuan kami adalah komitmen bahwa negara hadir untuk melakukan pembinaan, meliputi wawasan kebangsaan, keagamaan, dan kewirausahaan,” jelasnya.

Wawasan kebangsaan diberikan agar para napiter kembali memahami dasar-dasar Pancasila, UUD 1945, serta nilai kebinekaan yang menjadi fondasi bangsa. Sementara itu, pendekatan keagamaan dilakukan melalui pendampingan intensif agar mereka mendapatkan pemahaman agama yang moderat dan jauh dari tafsir ekstrem.

Tak kalah penting, program kewirausahaan bertujuan menyiapkan bekal keterampilan bagi para napiter setelah bebas nanti. Dengan keterampilan tersebut, diharapkan mereka mampu hidup mandiri, berintegrasi kembali di masyarakat, dan terhindar dari potensi rekrutmen kelompok radikal.

Ikrar Abu Rusydan JI Telah Dibubarkan Kembali ke NKRI

Direktur Jenderal Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan HAM, Chandran Lestyono, menyambut positif perkembangan yang ditunjukkan Abu Rusydan selama menjalani masa hukuman. Menurutnya, Abu Rusydan telah menunjukkan kesadaran penuh dan iktikad baik untuk meninggalkan masa lalunya.

“Alhamdulillah, Abu Rusydan tetap komitmen bahwa JI sudah dibubarkan dan kembali kepada NKRI. Selama di Lapas, ia berkelakuan baik dan menunjukkan iktikad baik,” ungkap Chandran.

Pernyataan ini menjadi penting, mengingat Abu Rusydan dikenal sebagai figur sentral dalam jaringan JI. Dengan ikrar yang diucapkannya, diharapkan bisa menjadi contoh bagi napiter lainnya untuk mengikuti jejak yang sama.

Chandran menegaskan, capaian ini tidak lepas dari kerja sama berbagai pihak dalam melakukan monitoring dan pembinaan secara konsisten. “Progresnya sangat baik. BNPT konsisten memonitor, tim lapas juga terus melakukan pembinaan,” tambahnya.

Baca Juga: Misteri Mayat di Tugu Semarang Terkuak: Mbah Surat Sang Pencari Ikan

Kolaborasi Multipihak Dalam Pembinaan Napiter

Kolaborasi-Multipihak-Dalam-Pembinaan-Napiter

Keberhasilan pembinaan Abu Rusydan juga mendapat apresiasi dari Kepala Lapas Kelas I Semarang, Fonika Affandi. Ia menekankan bahwa upaya deradikalisasi tidak bisa dilakukan secara parsial, melainkan membutuhkan kolaborasi lintas lembaga.

“Kami berterima kasih kepada BNPT. Pembinaan napiter tidak bisa dilakukan sendiri, harus bersama-sama. Dengan kolaborasi, kita harapkan mereka benar-benar kembali ke NKRI,” ujarnya.

Kolaborasi tersebut mencakup berbagai aspek, mulai dari pengawasan internal lapas, pendampingan keagamaan dari tokoh agama, pelatihan keterampilan dari mitra kewirausahaan, hingga monitoring jangka panjang dari BNPT. Dengan ekosistem pembinaan yang komprehensif, peluang keberhasilan reintegrasi sosial para napiter semakin besar.

Makna Strategis Ikrar Kembali ke NKRI

Pernyataan Abu Rusydan yang menegaskan bubarnya Jemaah Islamiyah dan komitmennya kembali ke NKRI menjadi simbol penting dalam upaya pemberantasan terorisme di Indonesia. Sebab, rekam jejak JI selama dua dekade terakhir sangat melekat dengan berbagai aksi teror mematikan.

Dengan kembalinya tokoh sentral seperti Abu Rusydan ke pangkuan NKRI, diharapkan mampu mengurangi potensi rekrutmen dan propaganda jaringan radikal di Indonesia. Selain itu, langkah ini memperkuat pesan bahwa program deradikalisasi dan pembinaan yang dilakukan negara mampu membawa hasil nyata.

Bagi BNPT, keberhasilan ini menjadi bukti bahwa pendekatan persuasif, dialogis, dan humanis bisa berjalan berdampingan dengan pendekatan keamanan. Dengan begitu, proses deradikalisasi tidak hanya sebatas memutus jaringan, tetapi juga menyentuh akar ideologi yang melatarbelakangi terorisme.

Simak berita update lainnya tentang Semarang dan sekitarnya secara lengkap tentunya terpercaya hanya di Info Kejadian Semarang.


Sumber Informasi Gambar:

  1. Gambar Pertama dari kompas.com
  2. Gambar Kedua dari daulat.co