Kota Semarang baru-baru ini digemparkan oleh kasus penipuan online dengan modus penculikan yang menargetkan mahasiswa dan keluarganya.

Kasus ini menjadi peringatan keras bagi warga agar selalu waspada terhadap berbagai tipu daya pelaku kejahatan siber yang kian canggih dan berani. Berikut Info Kejadian Semarang akan memberikan ulasan lengkap tentang modus baru penipuan online di Semarang, kronologi, dampaknya, hingga langkah pencegahan yang dapat dilakukan masyarakat.
Di bawah ini Info Kejadian Semarang akan membahas modus baru penipuan online di Semarang yang perlu diwaspadai oleh seluruh warga agar tidak menjadi korban.
Modus Polisi Gadungan dan Penculikan Fiktif
Salah satu modus penipuan online terbaru yang terjadi di Semarang adalah dengan mengaku sebagai anggota kepolisian. Pelaku menelpon korban, seorang mahasiswa berinisial SA, dan menuduhnya terlibat dalam kasus pencucian uang. Dengan alasan penyelidikan, pelaku meminta SA untuk check-in sendirian di sebuah hotel kawasan Tembalang.
Tanpa disadari, pelaku juga membajak akun WhatsApp SA dan menghubungi ibunya, IDK, untuk meminta tebusan sebesar Rp80 juta dengan ancaman akan membunuh SA jika uang tidak segera dikirim.
Modus ini memanfaatkan rasa takut dan kepanikan korban serta keluarganya. Dengan teknik social engineering, pelaku mampu membuat korban mengikuti seluruh instruksi tanpa berpikir panjang. Kasus ini sempat membuat heboh warga Semarang karena pelaku berhasil mengelabui korban dan ibunya dengan ancaman yang sangat serius.
Dari Telepon Misterius hingga Permintaan Tebusan
Kejadian bermula ketika SA menerima telepon dari nomor tak dikenal. Penelpon mengaku sebagai polisi dan menuduh SA terlibat dalam pencucian uang. Karena panik, SA menuruti permintaan pelaku untuk mengisolasi diri di hotel.
Di saat bersamaan, pelaku membajak akun WhatsApp SA dan menghubungi ibunya, IDK, dengan permintaan tebusan Rp80 juta. Pelaku mengancam akan membunuh SA jika permintaan tersebut tidak dipenuhi.
Beruntung, IDK segera melapor ke polisi. Tim Reserse Kriminal Umum Polda Jawa Tengah langsung bergerak cepat dan menemukan SA dalam keadaan selamat di hotel. Polisi memastikan bahwa tidak ada penculikan fisik, melainkan murni penipuan online berbasis digital yang memanfaatkan kepanikan korban dan keluarga.
Baca Juga: Kasus Proyek Kursi SD Semarang: Uang Suap Mengalir ke Pejabat
Dampak dan Respon Kepolisian

Kasus ini menunjukkan betapa rentannya masyarakat terhadap modus penipuan online yang semakin canggih. Selain ancaman kerugian materi, korban juga mengalami tekanan psikologis akibat teror dan ancaman dari pelaku.
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Jawa Tengah, Kombes Dwi Subagio, menegaskan bahwa kasus ini adalah penipuan online dengan modus penculikan fiktif. Ia juga mengungkapkan bahwa pelaku diduga berasal dari Pulau Sumatera dan saat ini masih dalam proses pelacakan oleh pihak kepolisian.
Polda Jawa Tengah mengimbau masyarakat untuk tidak mudah panik jika menerima telepon dari orang tak dikenal yang mengaku sebagai aparat dan meminta uang tebusan. Masyarakat diminta segera menghubungi kantor polisi terdekat untuk memastikan kebenaran informasi dan mendapatkan pendampingan hukum.
Cara Mencegah dan Menghadapi Penipuan Online
Agar tidak menjadi korban, ada beberapa langkah pencegahan yang dapat dilakukan masyarakat:
- Jangan mudah percaya pada telepon dari nomor tak dikenal, apalagi jika mengatasnamakan aparat atau institusi resmi.
- Jangan pernah memberikan data pribadi atau mengikuti instruksi mencurigakan dari pihak yang tidak jelas identitasnya.
- Selalu konfirmasi kebenaran informasi kepada pihak berwenang sebelum mengambil tindakan.
- Aktifkan fitur keamanan tambahan pada aplikasi pesan instan seperti WhatsApp untuk mencegah pembajakan akun.
- Jika menerima ancaman atau permintaan tebusan, segera laporkan ke polisi dan jangan melakukan transfer uang sebelum mendapat kepastian hukum.
Kesimpulan
Modus penipuan online di Semarang dengan mengaku sebagai polisi dan melakukan penculikan fiktif menjadi alarm bagi seluruh masyarakat agar lebih waspada terhadap kejahatan siber. Kasus ini membuktikan bahwa pelaku kejahatan semakin kreatif dalam mencari celah dan memanfaatkan kepanikan korban.
Kewaspadaan, verifikasi informasi, serta koordinasi dengan pihak berwajib menjadi kunci utama untuk menghindari kerugian baik secara materi maupun psikologis. Jangan mudah panik dan selalu cek kebenaran setiap informasi yang diterima, karena kehati-hatian adalah benteng utama melawan penipuan online.
Simak dan ikuti terus Info Kejadian Semarang agar Anda tidak ketinggalan informasi menarik lainnya yang akan terupdate setiap hari.
Sumber Informasi Gambar:
- Gambar Pertama dari radarsampit.jawapos.com
- Gambar Kedua dari voiceindonesia.co