Lapas Semarang kembali menunjukkan kepedulian sosialnya dengan menyalurkan bantuan berupa paket kebutuhan pokok bagi keluarga 20 narapidana.

Penyaluran bantuan sosial (bansos) ini dilakukan sebagai bentuk perhatian nyata terhadap warga binaan sekaligus sebagai upaya memperkuat hubungan harmonis antara lapas dan masyarakat.
Dibawah ini Anda bisa melihat berbagai informasi menarik lainnya tentang seputaran Info Kejadian Semarang.
Kepedulian Nyata Lapas Terhadap Warga Binaan
Fonika Affandi menyampaikan bahwa pemberian bansos bukan sekadar formalitas, tetapi merupakan bentuk nyata dari kepedulian lapas terhadap warga binaan. “Bantuan ini merupakan apresiasi atas keberhasilan warga binaan dalam menjalankan program pemasyarakatan,” ujarnya.
Ia menekankan bahwa kepedulian terhadap keluarga warga binaan dapat meringankan beban mereka, terutama bagi yang memiliki keterbatasan ekonomi. “Dengan memberikan bantuan langsung ke keluarga, kami berharap mereka bisa lebih tenang dan fokus mendukung proses pemasyarakatan anggota keluarganya,” tambahnya.
Bantuan yang disalurkan berupa paket bahan pokok seperti beras, minyak goreng, gula, dan mi instan. Jenis bantuan ini dipilih karena merupakan kebutuhan dasar yang sangat dibutuhkan oleh keluarga narapidana dalam kehidupan sehari-hari.
Strategi Sosial Untuk Mempererat Hubungan Dengan Masyarakat
Selain bentuk kepedulian, pemberian bansos juga bagian dari strategi sosial Lapas Semarang untuk memperkuat hubungan dengan masyarakat sekitar. Fonika menjelaskan bahwa kegiatan ini menjadi sarana membangun solidaritas dan empati antara warga binaan, keluarga, dan petugas lapas.
“Dengan kegiatan sosial seperti ini, diharapkan tercipta suasana yang harmonis, di mana seluruh pihak saling mendukung dan memahami kondisi masing-masing. Hal ini juga dapat meminimalkan stigma negatif terhadap warga binaan,” ujarnya.
Bansos yang diberikan secara langsung kepada keluarga narapidana dianggap efektif dalam menumbuhkan rasa kepedulian sosial, baik bagi warga binaan maupun masyarakat luas. Dengan demikian, Lapas tidak hanya berfokus pada aspek hukuman, tetapi juga pada aspek kemanusiaan dan reintegrasi sosial.
Baca Juga: Wali Kota Agustina: TPA Jatibarang Siap Dukung Pembangunan PSEL Di Semarang
Meringankan Beban Keluarga Narapidana

Fonika menambahkan bahwa pemberian bantuan sosial dapat meringankan beban ekonomi keluarga narapidana. Banyak keluarga warga binaan yang mengalami kesulitan memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari akibat keterbatasan pendapatan. Oleh karena itu, program ini menjadi salah satu solusi konkret untuk membantu mereka.
“Walaupun bantuan ini tidak seberapa, kami berharap bisa sedikit meringankan beban mereka. Tentu, dukungan moral dan perhatian dari lapas juga sama pentingnya bagi keluarga warga binaan,” katanya.
Selain itu, perhatian terhadap keluarga warga binaan dapat meningkatkan motivasi narapidana dalam mengikuti program pemasyarakatan. Mereka merasa dihargai dan didukung, sehingga proses rehabilitasi dapat berjalan lebih efektif.
Lapas sebagai Pusat Pembinaan dan Kepedulian Sosial
Fonika menegaskan bahwa Lapas Semarang tidak hanya berfungsi sebagai tempat menjalani hukuman, tetapi juga sebagai pusat pembinaan yang menanamkan nilai-nilai sosial dan kepedulian. Pemberian bansos menjadi salah satu bentuk edukasi sosial bagi warga binaan.
“Lapas bukan hanya tempat untuk mencetak kemandirian, tetapi juga tempat menumbuhkan rasa empati dan kepedulian sosial. Kami ingin warga binaan memahami bahwa kepedulian terhadap sesama adalah bagian dari kehidupan bermasyarakat,” ujarnya.
Kegiatan ini diharapkan dapat menumbuhkan semangat solidaritas di antara warga binaan, keluarga, dan petugas lapas. Dengan demikian, lapas bukan hanya menjadi tempat isolasi, tetapi juga lingkungan yang mendidik, mendukung reintegrasi sosial, dan membangun nilai-nilai positif.
Harapan dan Dampak Positif Penyaluran Bansos
Penyaluran bansos ini tidak hanya memberikan manfaat jangka pendek berupa pemenuhan kebutuhan pokok, tetapi juga berdampak positif secara psikologis bagi warga binaan dan keluarganya. Mereka merasa diperhatikan dan dihargai, sehingga hubungan antara lapas dan masyarakat semakin harmonis.
Fonika berharap kegiatan ini menjadi inspirasi bagi lapas lain di Indonesia untuk mengimplementasikan program serupa. “Kepedulian sosial adalah kunci untuk membangun masyarakat yang inklusif dan saling mendukung. Semoga program ini dapat menumbuhkan rasa empati dan solidaritas lebih luas,” katanya.
Dengan kegiatan ini, Lapas Semarang membuktikan bahwa pemasyarakatan tidak hanya soal hukuman, tetapi juga soal pembangunan karakter, kepedulian sosial, dan reintegrasi masyarakat secara menyeluruh.
Simak berita update lainnya tentang Semarang dan sekitarnya secara lengkap tentunya terpercaya hanya di Info Kejadian Semarang.
Sumber Informasi Gambar:
- Gambar Pertama dari antaranews.com
- Gambar Kedua dari kuasakata.com